10 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Beserta Gambar dan Isinya (I) -
Kerajaan Majapahit bisa dikatakan sebagai kerajaan terbesar di nusantara. Pada
masa pemerintahan Kerajaan Majapahit, daerah kekuasaan kerajaan Majapahit
begitu luas. Bahkan pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit, wilayah kekuasaannya
mencapai luar Indonesia. Dengan begitu besarnya kekuasaan Kerajaan Majapahit,
maka tak heran jika Kerajaan Majapahit meninggalkan begitu banyak peninggalan
Kerajaan Majapahit yang berada di berbagai daerah bekas kekuasaannya.
Peninggalan Kerajaan Majapahit ini bentuknya beraneka ragam, ada yang
berupa prasasti Kerajaan Majapahit, berupa kitab dan ada juga yang berupa
Candi. Untuk candi, setidaknya ada 10 Candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang
bisa ditemukan dan dianggap memiliki informasi yang cukup mengenai kejayaan
kerajaan Majapahit. Isi dari masing-masing candi peninggalan Kerajaan Majapahit
ini berbeda-beda. Bentuk candi peninggalan Kerajaan Majapahit juga tidak sama
meski masih dalam masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Untuk lebih jelasnya,
perhatikan ulasan di bawah ini.
Candi Peninggalan Kerajaan Majaphit Candi Tikus
Candi Tikus |
Candi yang merupakan peninggalan kerajaan Majaphit yang pertama adalah
Candi Tikus. Candi Tikus ini letaknya adalah di komplek Trowulan di desa
Temonn, Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Pada mulanya, Candi Tikus ini
tidak terlihat karena terkubur dengan tanah, kemudian Candi Tikus berhasil
ditemukan pada tahun 1914. Ditemukan dalam kondisi sudah rusak karena usia,
kemudian dilakukan pemugaran pada Candi Tikus pada tahun 1984 sampai tahun
1985. Nama Candi Tikus sendiri adalah sebutan dari warga lokal karena pada saat
pertama kali ditemukan Candi ini merupakan sarang tikus.
Sampai sejauh ini, Candi Tikus ini belum bisa dipastikan fungsi dan
siapa yang membangunnya. Namun, ehli sejarah menyebutkan adanaya miniatur
menara bisa diperkirakan bahwa Candi Tikus ini dibangun pada abad ke 13 sampai
14 Masehi. Karena menara merupakan ciri khusus bangunan pada masa abad
tersebut. Melihat bentuk Candi Tikus, ada perbedaaan pandangan antara para
arkeolog dan ahli sejarah. Ada yang menyebut bahwa Candi Tikus ini berfungsi
sebagai pemandian keluarga ada juga yang berpendapat bahwa fungsi Candi Tikus
adalah sebagai penampungan air penduduk Trowulan. Selain kedua fungsi tersebut,
ada pula yang berpendapat bahwa Candi Tikus meupakan tempat pemujaan karena
adanya menara pada Candi tersebut.
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Candi Sukuh
Candi Sukuh |
Candi peninggalan kerajaan Majapahit berikutnya adalah Candi Sukuh.
Letak Candi Sukuh ini adalah di desa Berjo, kecamatan Ngargoyoso, kabupaten
Karanganyar, Jawa Tengah. Tepatnya berada di sekitar 20 km dari Kota
Karanganyar atau berkisar 36 km dari Surakarta. Candi Sukuh ini diperkirakan
dibangun pada tahun 1437 masehi dengan berkategori Candi Hindu karena memiliki
ciri-ciri Candi Hindu. Jika dilihat secara sekilas, bentuk Candi Sukuh ini
mirip dengan Chichen Itza yang berada di Meksiko namun dengan ukuran yang
kecil.
Candi Sukuh ini dianggap sebuah candi yang dianggap kontroversial
karena banyak menunjukkan organ-organ privasi pada manusia pada reliefnya.
Candi Sukuh ditemukan pada tahun 1815 oleh residen Surakarta yaitu Johnson.
Pada saat itu Johnson ditugaskan secara khusus oleh Thomas Stanford Raffles
untuk mengumpulkan data dan fakta untuk membuat bukunya yang berjudul "The
History of Java". Pada tahun 1842, Candi Sukuh juga sempat kembali
diteliti oleh Arkeolog asal Belanda yaitu Van der Vlis yang kemudian pada
akhirnya dilakukan pemugaran untuk pertama kalinya pada tahun 1928.
Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit Candi Brahu
Candi Brahu |
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit selanjutnya adalah Candi Brahu.
Candi Candi Brahu merupakan salah satu candi peninggalan kerajaan Majapahit
yang berada di lokasi komplek Trowulan. Letak Candi Brahu ini tepatnya di desa
Bejijong, Kecamatan Trowulan kabupaten Mojokerto. Nama Brahu sendiri banyak
ahli sejarah yang menyebut berasal dari kata "Wanaru" atau
"Warahu" yang didapatkan dari sebutan bangunan suci yang tercatat
dalam prasasti Alasantan yang letaknya tidak jauh dari Candi Brahu. Candi Brahu
ini dibangun dengan berciri dan bergaya Budha karena memiliki ciri ciri Candi Budha dengan menghadap ke utara dengan
menggunakan batu bata merah.
Candi Brahu sendiri diperkirakan didirikan pada abad ke 15 Masehi,
namun masih diperdebatkan karena beberapa ahli berbeda pendapat tentang hal
ini. Ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa Candi Brahu lebih tua dari pada
candi-candi yang ada di kompleks Trowulan. Dalam prasasti, Candi Brahu ini
dikataktan sebagai tempat pembakaran atau krematorium jenazah para raja-raja.
Namun dalam penelitian yang dilakukan, para peneliti tidak bisa menembukan
bekas abu mayat di dalam Candi Brahu.
Karena keterbatasan karakter, artikel ini kami bagi dalam beberapa
bagian untuk memudahkan Anda dan tidak terlalu panjang. Untuk itu, untuk candi
peninggalan kerajaan Majapahit selanjutnya, bisa Anda lanjutkan pada 10 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit bag 2.
0 komentar:
Posting Komentar