Partai Politik Pada Masa Orde Baru - Seperti kita ketahui
bersama bahwasannya setelah kemerdekaan, negara Indonesia terus melakukan
perbaikan-perbaikan di segala lini. Selain melakukan perbaikan dan
penyempurnaan, sekaligus juga mencari bentuk sistem pemerintahan yang tepat
untuk menjalankan roda kenegaraan Indonesia. Sehabis digelarnya Pemilu 1995,
perjalanan panjang Indonesia semakin menunjukkan perkembangan yang semakin
signifikan di berbagai bidang. Baik bidang ekonomi, politik maupun sosial sudah
menunjukkan progress yang bagus.
![]() |
Partai Politik Pada Masa Orde Baru |
Meskipun barangkali mungkin belum bisa mencapai titik yang stabil,
namun untuk ukuran negara yang baru saja merdeka, perkembangan tersebut cukup
memuaskan. Pergantian tampuk kepemimpinan dalam hal ini Presiden dan Wakil
Presiden, adalah suatu keniscayaan yang harus dilakukan. Pergantian Presiden
dari Ir. Soekarno kepada Presiden Soeharto kemudian membawa era baru yang
disebut dengan Orde Baru. Dengan bergantinya Orde Lama (merujuk pada
kepemimpinan Bung Karno) kepada Orde Baru, maka partai politik pun juga mengalami
perubahan. Partai Politik Pada Masa Orde Baru tidak sama dengan partai politik
pada zaman orde lama.
Lalu bagaiman seluk beluk partai politik pada masa Orde Baru itu,
apkah jumlahnya sama dengan parpol di masa Orde Lama. Atau justru lebih banyak,
atau bahkan menjadi lehih sedikit jumlahnya. Di bawah ini adalah sedikit
penjelasan mengenai beberapa Partai Politik pada masa Orde Baru, simak dengan
seksama.
1. Partai Golkar (Golongan Karya)
Partai Golkar ini pada awal berdirinya bernama Golkar saja, tanpa ada
embel-embel partai di belakangnya. Namun pada beberapa tahun terakhir berubah
nama dengan menambah Partai di depannya. Baik, kita akan membahas Golkar tanpa
ada "partai" nya karena partai politik pada masa Orde Baru tersebut
pada awal kemunculannya tanpa menggunakan "partai". Golkar adalah
salah satu nama partai politik pada masa Orde Baru. Golkar sendiri berdiri pada
awalnya adalah berdirinya Sekretariat Bersama Golongan Karya atau Sekber
Golkar.
Golkar muncul dan berdiri pada akhir-akhir masa pemerintahan Presiden
Soekarno tepatnya pada tahun 1964 oleh Angkatan Darat. Saat itu Golkar
didirikan memang untuk menandingi Partai Komunis Indonesia dalam berpolitik di
tanah air. Pada masa awal berdirinya, Sekretariat Golkar memiliki anggota 61
organisasi fungsional yang kemudian berkembang semakin besar dengan jumlah 291
organisasi fungsional. Organisasi yang tergabung dalam Sekber Golkar ini
kemudian dikelompokkan yang disesuaikan kekaryaannya dalam 7 Kelompok Induk
Organisasi atau KINO. Kelompok tersebut adalah :
1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)
3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
4. Organisasi Profesi
5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)
6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)
7. Gerakan Pembangunan
Dalam perkembangannya, Sekber Golkar kemudian berubah menjadi GOLKAR
atau Golongan Karya dan kemudian mengikuti kontestasi Pemilihan Umum. Pada masa
Orde Baru, Golkar berkembang menjadi partai politik pada masa Orde Baru yang
besar dan memiliki banyak massa. Dengan semakin besarnya Golkar, maka Golkar
menjadi kekuatan politik baru di Indonesia. Pada saat itu, bisa dikatakan bahwa
Soeharto adalah kekuatan utama di belakang Golkar, selain ditambah dengan
birokrasi dan ABRI. Hal ini dibuktikan fakta bahwa Golkar selalu menjadi
pemenang mayoritas tunggal dalam pemilu dan parlemen mulai dari tahun 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Pada masa Orde Baru, Golkar adalah partai politik pada masa Orde Baru
yang sangat mendominasi dan menjadi hegemoni. Bahkan dalam Pemerintahan pun,
Golkar menjadi partai yang memiliki peranan yang sangat penting. Ada yang unik
dari Golkar ini, sebagai partai yang berkuasa dan memgang kendali berbagai
agenda politik, Golkar ini bukanlah partai yang berbasis pada kader dan juga
partai massa. Maka dari itu, dulu Golkar tidak bersedia disebut sebagai partai,
mereka lebih condong pada sebuah Golongan.
Selama perjalanannya pada masa Orde Baru, Golakr menjadi partai
politik pada masa Orde Baru yang berkuasa hampir di segala lini. Artinya,
banyak jabatan-jabatan penting termasuk di dalam eksekutif, legislatif,
yudikatif dan bahkan sampai pada jajaran lembaga struktur di daerah, banyak
orang Golkar yang mendudukinya. Pada masa Orde baru Golkar benar-benar menjadi
partai yang sangat besar dan berpengaruh.
Baca juga : Kabinet Wilopo, Sejarah Pembentukan Sampai Berakhirnya Kabinet Wilopo
2. Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Partai Demokrasi Indonesia atau sering disingkat PDI, adalah partai
politik pada masa Orde Baru yang memiliki keterkaitan erat dengan masa
Orde
Baru. Meski merupakan salah satu partai politik pada masa Orde Baru, namun PDI
tetap memiliki benang merah dengan masa Orde Lama. Partai Demokrasi Indonesia
sendiri didirikan pada tanggal 10 Januari 1973. Sedangkan basis masa dari PDI
yang sebenarnya fusi dari 5 partai poitik ini awalnya bersentral di daerah Jawa
Timur dan Jawa Tengah. Kelima partai politik pada masa Orde Baru yang bergabung
menjadi satu tersebut adalah PNI, Parkindo, Partai Katolik, IPKI, dan kemudian
Murba.
Dalam tubuh partai ini, massa paling banyak adalah berasal dari
golongan atau dari PNI Partai nasional Indonesia yang merupakan partai yang
didirikan oleh Soekarno. Salah satu partai yang melebur menjadi PDI adalah
IPKI, dimana IPKI ini adalah salah satu partai yang sangat anti terhadap PKI
yang dimana posisinya bersebrangan dengan MURBA. Partai Murba sendiri
keberadaannya dibubarkan oleh Presiden pada tanggal 21 September 1965. PDI
sendiri mamiliki komitmen yang tinggi terhadap ideologi Pancasila sebagai
prinsip dasar perjuangannya. Pada awal pendiriannya yaitu pada tahun 1973, PDI
dipimpin oleh Mohammad Isnaeni.
Untuk tujuan dari Partai Demokrasi Indonesia sendiri, jika dilihat
dari anggaran dasarnya adalah :
Tegaknya kemerdekaan dan kedaulatan Negara Republik Indonesia yang
penuh sebagai Negara Kesatuan dan Negara Hukum yang demokratis
Terwujudnya masyarakat adil dan makmur dengan memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
Terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
Pokok Usaha Partai Demokrasi Indonesia
Mendidik, mencerdaskan dan menyadarkan rakyat sehingga menjadi insan
Pancasilais sejati
Mempersiapkan konsepsi-konsepsi yang bernilai dalam segala bidang
kegiatan kemasyarakatan, bangsa dan negara, dalam dan luar negeri
Memperjuangkan terlaksananya konsepsi-konsepsi tersebut di atas serta
berpartisipasi secara aktif dan efektif dalam pelaksanaan pembangunan yang
demokratis, seimbang dan progresif.
Perkembangan Partai Demokrasi Indonesia
Partai ini termasuk sangat dinamis dalam menjalani perkembangannya.
Perkembangan dalam semangat untuk merehabilitasi nama Soekarno, maka pada masa
kepemimpinan Soerjadi pada tahun 1986, diadakan pendekatan yang intensif kepada
keluarga SOekarno. Kemudian berusaha memasukkan Megawati Soekarnoputri dan Guruh
Soekarnoputra untuk masuk keanggotaan PDI. Pada pemilu 1987, PDI mendapatkan
sambutan yang sangat luar biasa pada Pemilu 1987, terutama dari kaum Sukarnois
atau bisa juga disebut PNI, dan juga dari golongan pemilih pemula.
Kemudian dalam perkembangannya, pada KLB yang diselenggarakan di
Surabaya 1993, Megawati terpilih menjadi Ketum PDI secara aklamasi. Namun
ternyata Pemerintahan Soeharto kala itu merasa tidak puas dengan hasil
tersebut. Megawati pun kemudian didongkel pada KOngres PDI pada tahun 1996 di Medan
yang pada saat itu memilih Soerjadi menjadi Ketum PDI. Kemudian pada tanggal 27
Juli 1996, Kelompok Soerjadi melakukan perebutan kantor DPP PDIP dari pendukung
setia Megawati.
Baca juga : Kabinet Djuanda, Sejarah Pembentukan Dan Program Kerja Kabinet
3. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
Anggota partai politik pada masa Orde Baru selanjutnya adalah Partai
Persatuan Pembangunan atau disingkat PPP. Partai Persatuan Pembangunan ini
adalah gabungan dari empat partai besar yang memiliki basis keagamaan yaitu
Partai Islam. Partai Persatuan Pembangunan atau PPP ini berdiri sejak tanggal 5
Januari 1973, yang berdiri karena adanya pengerucutan partai dalam Pemilu. Fusi
yang dilakukan oleh PPP ini kemudian menjadi kekuatan dan simbol baru kekuatan
partai politik yang berbasis pada kekuatan massa Islam. Empat partai politik
pada masa Orde Baru yang bergabung dalam membentuk PPP ini adalah Partai
Nadhlatul Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam
Indonesia (PSII), dan Partai Islam Perti.
PPP sendiri didirikan oleh lima deklarator yang juga merupakan
pimpinan empat partai Islam peserta Pemilu 1971 dan satu orang kelompok
persatuan pembangunan. Keempat Deklarator tersebut adalah :
KH Idham Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama
H.Mohammad Syafaat Mintaredja, SH, Ketua Umum Partai Muslimin
Indonesia (Parmusi)
Haji Anwar Tjokroaminoto, Ketua Umum PSII
Haji Rusli Halil, Ketua Umum Partai Islam Perti
Haji Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR
Warna dominan pada Partai Persatuan Pembangunan ini adalah hijau
dengan mengusung lambang Ka'bah. Warna partai pada saat pemilu dipandang
sebagai ssuatu yang sensitiv sekali, karena bisa menjadi representasi dari arah
perjuangan dari partai itu sendiri. Sejak dilakukan fusi atas penggabungan
keempat partai, bukan membuat PPP menjadi partai yang besar dalam kontestasi
partai politik pada masa Orde Baru. Menyedihkan memang, Indonesia yang notabene
sebagai negara dengan penduduk paling besar adalah umat Islam, justru partai
yang besar bukan partai yang mengusung nafas Islam secara spesifik.
Nah kawan-kawan semua, itulah nama-nama partai politik pada masa Orde
Baru yang bisa kami bagikan untuk Anda semua. Semoga informasi terkait partai
politik pada masa Orde Baru di atas bisa menambah pengetahuan kawan-kawan
semuanya. Jika memang dirasa menurut Anda ada informasi terkait partai politik
pada masa Orde Baru yang kurang tepat dan tidak benar, kami mohon koreksinya.
0 komentar:
Posting Komentar